Senin, 29 Oktober 2012

Minggu, 21 Oktober 2012

Tugas membuat brosur

Gunadarma brochure

Kamis, 29 September 2011

opini publik minggu 3 pptx


Found at ebookbrowse.com

Sabtu, 10 September 2011

Mereformasi Ruang "Ngumpul" Buku


pabila negeri mulai karam
Itulah bertanda nahkoda kurang paham
Apabila bangsa mulai terpecah
Itulah bertanda nahkoda tak punya arah
Apabila negeri tak maju
Itulah bertanda nahkoda kurang berilmu
(Gurindam Nahkoda Bangsa, Ibnu Amsar Al-Bonai)


Apa yang terbayangkan ketika bicara perpustakaan? Umumnya citra perpustakaan adalah sebuah gedung tua, ruangan kaku, sepi, membosankan, dan tiap sudutnya dipenuhi buku yang ketinggalan zaman. Tidak mengherankan banyak mahasiswa dan pelajar malas berkunjung. Maka, terbentuklah opini perpustakaan hanya menarik bagi kalangan pencinta buku atau kutu buku.

Fenomena tersebut tentu meninggalkan keprihatinan mendalam. Perpustakaan sebagai sumber informasi belum menjadi tempat menarik. Banyak mahasiswa lebih betah nongkrong di mall dibandingkan perpustakaan. Akibatnya, minat dan daya baca manusia Indonesia sangat rendah.

Minimnya perpustakaan sangat mempengaruhi minat baca. Repotnya, berdasarkan survei Unesco, minat baca masyarakat Indonesia terendah di ASEAN. Dari 39 negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-38. Tidak kalah memprihatinkan, data UNDP menunjukkan posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos yang masing-masing berada di urutan angka seratus.

Wisata Buku

Persoalan membaca selama ini meninggalkan masalah besar bagi kemajuan suatu bangsa. Sebab, semakin rendah kebiasaan membaca, penyakit kebodohan dan kemiskinan berpotensi mengancam eksistensi bangsa tersebut. Kita sudah melihat bagaimana kemajuan perkembangan IPTEK Jepang. Hal ini disebabkan karena pemerintah Jepang memprioritaskan kebutuhan bahan bacaan dan menarik minat masyarakat mengungujungi perpustakaan.

Salah satu upaya menarik minat baca adalah mengembangkan konsep wisata buku. Sebuah konsep untuk membangun citra perpustakaan sebagai wahana kreatif, imajinatif, menyenangkan dan berbasis teknologi. Tentu tidak menghilangkan warna ilmiah sebagai bahan dasar membentuk intelektualitas pengungjungnya.

Mengutip Buya Hamka, “Dengan seni hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan agama hidup terarah” Ilmu membantu manusia menjadi mudah menjalankan aktivitas. Kepadatan ilmu diwariskan tradisi membaca. Membaca membutuhkan buku, buku dapat ditemukan salah satunya di perpustakaan.

Rasanya, perlu diberikan stimulus untuk meningkatkan potensi perpustakaan, yaitu:

Pertama, penambahan koleksi jurnal dan buku harus mendapatkan akses terbaru. Ditemukan berbagai penemuan baru yang terus diproduksi setiap detik. Apalagi, zaman superhighway information menuntut manusia membaca pengetahuan dan informasi terbaru. Naif rasanya di tengah percepatan IPTEK, kita masih mengandalkan sumber bacaan yang ketinggalan zaman. Apalagi di masa mendatang, sudah bermunculan digitalisasi buku sebagai pengganti buku berbahan kertas.

Kedua, perbaikan fasilitas dan jasa. Perpustakaan perlu diubah dengan memahami karakter dan kebiasaan pengunjung. Perpustakaan hendaknya menyediakan sofa dan karpet untuk pembaca lesehan agar lebih santai. Selain itu, untuk membangun suasana nyaman, lengkapi perpustakaan dengan fasilitas pendingin ruangan. Apabila perpustakaan bertingkat, sebaiknya sediakan fasilitas lift untuk memudahkan arus perpindahan pengunjung antar tingkat.

Pelayanan jasa perpustakaan juga harus diperhatikan. Misalnya pembuatan kartu perpustakaan dalam waktu cepat dan tidak menyulitkan mahasiswa atau pelajar. Adanya pungutan biaya yang tidak perlu oleh sejumlah pihak perpustakaan, mengindikasikan adanya tindak korupsi.

Ketiga, sosialisasi perpustakaan ke semua kalangan untuk melepaskan citra perpustakaan yang terbatas untuk kutu buku. Sudah menjadi tugas strategis pemerintah, perpustakaan, dan pihak swasta. Jika masyarakat sudah mencintai buku, membaca, dan perpustakaan, percepatan kemajuan Indonesia Indonesia tinggal menunggu alarm kebangkitan.

Promosi perpusatakaan dapat dilakukan dengan banyak acara yang melibatkan massa dalam jumlah banyak. Misalnya seminar, workshop, bedah buku, dan pameran.

Bagaimanapun membaca adalah sebuah tradisi intelektual orang besar negeri ini. Soekarno, Hatta, Buya Hamka, dan Natsir memiliki tingkat kematangan intelektual, spritual dan emosional karena banyak membaca. Untuk meningkatkan kemampuan membaca, pemerintah harus mulai mengarusutamakan perpustakaan sebagai ruang baca terbaik masyarakat.

Inggar Saputra
Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI)
Analis Institute Reform For Sustainable (Insure)
(//rhs)

Bukan hanya Intelegensi, tapi Strategi


SELEKSI Nasional Masuk PTN atau biasa disingkat SNMPTN merupakan ajang unjuk gigi bagi para siswa siswi kelas 3 SMA/sederajat, bahkan tak sedikit pula bagi senior mereka yang belum kuliah, ataupun yang ingin mengulang kembali ujian masuk. SNMPTN menjadi jalur masuk resmi bagi kita semua untuk memiliki status kemahasiswaan di sebuah PTN.

Karenanya, wajar apabila setiap peserta tes SNMPTN menunjukkan performa terbaiknya. Justru sangat janggal apabila ada orang yang tidak sadar bahwa persaingan nasional dalam SNMPTN adalah persaingan yang tidak main-main.

Untuk membantu setiap peserta tes mengeluarkan performa terbaiknya, banyak pula bimbingan belajar yang menawarkan paket istimewa, mulai dari konsultasi dengan guru berpengalaman hingga garansi apabila tidak diterima di PTN yang diinginkan. Fasilitas tersebut sebenarnya bisa menjadi alat bantu. Bimbingan belajar mampu mengarahkan siswa sehingga siswa tidak belajar tanpa arah.

Tetapi sesungguhnya bimbingan belajar pun hanya alat bantu yang sifatnya tidak wajib. Toh, harusnya kita sadar bersama bahwa substansinya bukan bantuan dari orang lain apabila diri kita sendiri sudah mampu belajar dengan efektif.

Itulah kata kuncinya, belajar efektif. Bukan hanya jumlah bimbingan belajar yang kamu ikuti, kualitas soal dan guru, atau banyak try out ujian masuk yang dicoba. Tetapi seberapa efektifkah usaha belajar kita? Jangan sampai kuantitasnya banyak sehingga melelahkan tetapi ternyata secara kualitas belajar kita masih sangat buruk. Bukankah itu sama saja dengan buang-buang waktu?

Persaingan nasional dalam SNMPTN pun bukan hanya mengukur intelegensi, tapi juga strategi. Apa buktinya? Buktinya adalah banyaknya anak pintar yang tidak lulus SNMPTN. Bukan gara-gara dia bodoh, tetapi karena dia kurang lihai menyusun strategi.

Kemudian strategi apa yang harus kita siapkan? Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menyelesaikan satu hal ini, “ku tahu apa yang ku mau”. Wajib hukumnya untuk tau siapa diri kita, di mana letak kemampuan kita, apa target idealis kita, apa pula target realistis kita, bahkan kalau perlu kita juga harus menyiapkan target pesimis kita. Jangan terlalu tinggi seperti punguk merindukan bulan dalam menentukan target, tetapi buatlah target yang logis dan realistis untuk kita capai. Jangan pula ragu menentukan mimpi, karena percayalah bukankah Tuhan akan selalu memeluk mimpi-mimpimu?

Setelah itu yang harus kita lakukan adalah membuat skala prioritas, mana yang lebih prioritas antara ini adan itu, mana yang harus ditinggalkan sejenak, mana yang harus menjadi perhatian. Semuanya harus jelas dan tega dilakukan. Belajarlah disiplin dengan diri sendiri. Jika dalam bermain games saja kita begitu serius mempersiapkan segala sesuatu nya, apalagi untuk hidup bukan yang hanya satu kali dan tanpa garansi?

Terakhir, berjuanglah dengan maksimal. Seperti judul lagu, jangan menyerah. Ya, janganlah cepat menyerah. Jalan kesuksesan dan kebahagiaan tidak pernah mulus saja tanpa bebatuan. Jadilah seseorang yang tangguh dan tidak terkalahkan. Tidak cepat lelah dan tidak cepat puas.

Manusiawi apabila kita merasa lelah, maka refreshinglah sejenak. Setelah itu kembali lagi berjuang. Begitu terus hingga bagi kita ini semua cukup disebut kesuksesan. Gagal satu kali bukan berarti dunia hancur dan menghentikan langkah kita, gagal dua kali pun begitu, gagal berkali-kali? Wah tandanya kebahagiaanmu nanti setelah melewati ini semua akan begitu besar.

“Kalau kau ingin berhenti, ingat tuk mulai lagi. Tetap semangat, dan teguhkan hati di setiap hari, sampai nanti, sampai mati.” (Letto)

Haniva Az Zahra
Konselor Pendidikan BKB Nurul Fikri(//rfa